Sempat viral di dunia maya mengenai tradisi mayat berjalan di Toraja. Sebenarnya ini adalah tradisi Ma’nene dan sejatinya, tradisi ini tidak mengenai mayat berjalan. Mari kita memahami apa sebenarnya Ma’nene dan kapan jadwal kegiatan Ma’nene di Tana Toraja bisa kita saksikan.
Ma’nene sejatinya merupakan upacara adat yang ditujukan sebagai penghormatan kepada leluhur. Upacara ini diadakan sebagai bentuk bakti anak keturunan terhadap leluhurnya. Dengan merawat jenazah dari leluhur yang sudah mendahului.
Para leluhur ini sebelumnya sudah melalui prosesi adat Rambu Solo, yakni upacara pemakaman khas Toraja dimana mereka dimakamkan dalam peti batu atau ceruk ceruk batu yang berada pada tebing-tebing karst kawasan Tana Toraja.
Jenazah yang telah disemayamkan di tebing batu ini sebelumnya sudah melalui proses pengawetan sehingga menjadi mumi yang dapat bertahan lama. Meski dapat bertahan lama, tentu saja jenazah ini tetap harus dirawat, dibersihkan dan dijaga keutuhannya. Di sinilah peran upacara Ma’nene diadakan.
Upacara ini dilakukan dengan menurunkan kembali jenazah jenazah ini, membawanya kembali ke Tongkonan atau kediaman masing masing dengan diarak seolah jenazah ini berjalan sendiri, padahal dibawa dengan bantuan tongkat. Kemudian dirawat di rumah.
Jenazah akan melalui upacara ritual khusus dengan pembacaan mantra, kemudian dibersihan dan digantikan pakaiannya yang melekat. Bertahan di tebing batu selama beberapa tahun, pakaian yang dikenakan jenazah bisa jadi akan lapuk dan rusak. Itu sebabnya, di upacara ini jenazah akan dikenakan pakaian baru dengan kondisi yang masih baik.
Kadang bila diperlukan kain balutan (balun) yang berfungsi sebagai kain pelindung mumi pun turut diganti. Biasanya ini harus dilakukan bila kondisi mumi tampak mulai tidak baik dan mengalami kerusakan.
Setelah upacara ini selesai diadakan, jenazah sekali lagi dikembalikan ke tempat persemayaman di atas tebing dan diletakan kembali pada peti batu atau ceruk batu yang menjadi tempat bersemayam sebelumnya. Biasanya tebing tempat jenazah diletakan juga telah dibersihkan dan dirapikan kembali sehingga kondisinya kembali baru.
Upacara Ma’nene ini tak ubahnya dengan upacara Rambu Solo yang banyak diminati oleh wisatawan. Banyak orang bertandang ke Tana Toraja demi dapat menyaksikan sendiri bagaimana upacara ini diadakan.
Itu sebabnya, kemudian banyak orang sengaja datang ke Tana Toraja menepati jadwal kegiatan Ma’nene di Tana Toraja diadakan. Biasanya untuk bisa turut berada di lokasi upacara Anda perlu membeli semacam tiket yang biasanya di informasikan sebelumnya.
Jadwal kegiatan Ma’nene di Tana Toraja sendiri diadakan setiap 3 tahun sekali di setiap desa. Upacara dilakukan bergantian untuk tiap desa dan biasanya diadakan secara besar besaran. Karena meski tidak mengadakan pemotongan kerbau dan pengumpulan kerabat besar besaran sebagaimana pada tradisi Rambu Solo, upacara ini akan melibatkan semua jenazah yang berada pada tebing persemayaman.
Jadi semua perwakilan keluarga dari setiap jenazah yang telah disemayamkan dari tahun ke tahun harus turut serta dalam upacara. Itu mengapa upacara Ma’nene ini memiliki skala besar dan meriah.
Begitu banyaknya jenazah yang turut diturunkan, bahkan kita akan menjumpai jenazah yang sudah berusia ratusan tahun. Upacara ini juga akan diadakan dalam beberapa hari, biasanya 6 hari. Karena begitu banyaknya jenazah yang harus diturunkan dan dirapikan kembali. Sehingga proses ini baru tuntas setelah beberapa hari.
Itu sebabnya, upacara ini diadakan menjelang masa panen. Biasanya penduduk desa akan memastikan panen dilakukan setelah upacara Ma’nene diadakan, bila memang tahun tersebut merupakan jadwal kegiatan Ma’nene di Tana Toraja diadakan.
Di Toraja, tradisinya panen diadakan di bulan Agustus, jadi umumnya jadwal Ma’nene di Tana Toraja diadakan di awal Agustus. Upacara ini selain dianggap sebagai bentuk penghormatan pada leluhur juga tak ubahnya sebagai selamatan. Supaya masa panen bisa selamat dan berjalan lancar.
Untuk Anda yang tertarik menyaksikan sendiri bagaimana upacara unik ini diadakan, Anda bisa mencoba mencari informasi jadwal kegiatan Ma’nene di Tana Toraja pada laman dinas pariwisata Sulawesi Selatan. Atau dengan mencoba mencari tahu secara online. Ada beberapa laman wisata yang siap membantu Anda mendapatkan informasi.