Kuburan Mumi, Khas Dari Wisata Toraja

Ada yang menjadi ciri khas dari suku Toraja, dan menjadikan suku ini bukan hanya dianggap berbeda, tetapi juga ternama di dunia. Masyarakat Toraja masih banyak yang mempetahankan budaya lama untuk mengawetkan keluarga mereka yang sudah meninggal dan memakamkannya dengan cara yang berbeda dari kebanyakan orang. Dan dari sanalah lahir wisata Toraja yang mungkin tak mudah Anda jumpai di kawasan wisata lain.

Masyarakat Toraja memakamkan keluarga mereka dalam peti-peti yang bisa mereka akses kembali setelah usai masa pemakaman. Dalam kepercayaan masyarakat setempat, leluhur harus selalu dihormati dan dicintai. 

Oleh karenanya setelah mereka berpulang sekalipun, mereka yang hidup harus terus memberikan pengabdiannya dengan merawat jenazah mereka. Mereka masih memberikan jenazah-jenazah mereka dengan makanan dan minum. Juga mereka mengenal tradisi Ma’nene yang dilakukan untuk membersihkan dan mengganti pakaian jenazah dengan yang baru.

Jenazah yang tersimpan dalam peti-peti ini sudah melalui proses pengobatan sehingga awet dan berubah menjadi kering sebagaimana bentuk mumi. Di era modern, masyarakat Toraja bahkan mulai mengenal pemberian ramuan formalin yang juga bekerja dengan cara yang sama pada tubuh jenazah. 

Dan untuk lebih menjamin keamanan dan keutuhan jenazah, peti-peti ini juga disimpan khusus di tempat-tempat yang aman. Bukan hanya demi menjaga keutuhan jenazah dari serangan hewan liar, tetapi juga melindungi dari pencuri harta jenazah. Rupanya dalam peti dimana jenazah disimpan,keluarga juga meletakan sejumlah “bekal perjalanan” berupa harta dan benda pribadi. 

Lalu bagaimana masyarakat Toraja menyimpan jenazah dan peti-peti atau erong, sebutan khas Toraja untuk peti berbentuk kapsul tempat penyimpanan jenazah? Sejumlah pemakaman yang tersebar di beberapa kawasan Toraja ini bisa menjadi contoh.

Kete kesu

Di lokasi yang berjarak 20 menit dari kota Rantepao, Toraja Utara ini setidaknya terdapat 3 model pemakaman yang bisa Anda lihat. Pertama adalah model kuburan gantung dimana erong diletakan pada palang-palang kayu yang menggantung pada tebing. Saat ini metode pemakaman semacam ini sudah tak lagi dilakukan.

Selain model kuburan gantung, Anda juga bisa melihat bentuk kuburan berbentuk liang yang dibuat pada tebing batu. Juga beberapa buah tongkonan atau rumah adat Toraja kecil dimana erong disimpan.  Metode terakhir ini lazim disebut dengan Patane dan biasanya digunakan untuk menyimpan jenazah dari kalangan atas.

Pasiliran

Di daerah Bori Kalimbua yang terletak tak jauh dari Bori Parinding tepat di tengah hutan bambu, berdiri sebuah pohon besar dengan beberapa anyaman rumbia yang melekat di tepian pohon, inilah Pasiliran.

Pasiliran adalah cara masyarakat Toraja dalam memakamkan bayi. Mereka tidak dimakamkan dalam erong yang disimpan dalam tebing, tetapi dibenamkan dalam lubang-lubang pohon yang sengaja dibuat. Pohon yang digunakan adalah pohon Tarra  berukuran besar. Pohon Tarra memiliki getah putih yang membuatnya terkesan seperti ASI. Uniknya, berkat air getah ini pohon dan jenazah bayi akan menyatu kembali seperti tidak ada lubang sebelumnya.

Lemo

Lokasi wisata yang terletak di kecamatan makale utata, Kabupaten Tana Toraja  ini dikatakan sebagai salah satu kuburan tertua di Toraja. Kuburan di kawasan ini sebenarnya tidak banyak berbeda dengan kuburan yang ada di kawasan Kete kesu. Hanya saja kuburan ini dibuat pada batu berbentuk khusus yang bentuknya serupa dengan jeruk. Kata lemo sendiri dalam bahasa lokal berarti jeruk.

Kuburan ini dibuat dengan menggali tebing membentuk liang kotak yang memiliki kedalaman sekitar 4 meter. Satu liang dibuat cukup untuk menyimpan erong beserta barang-barang bawaan atau bekal yang ditambahkan keluarga. Disertai dengan sebuah tau-tau yang dipasangkan tepat dimuka liang.

Londa

Kepercayaan masyarakat Toraja untuk memperlakukan mereka yang sudah meninggal dengan tata cara khusus termasuk dengan menyimpan mereka di dalam liang atau goa menjadi alasan pemakaman khusus di Londa ini dibuat. Di sini jenazah tidak disimpan dalam liang yang digali pada tebing, melainkan di dalam goa-goa alami yang sedikit digali untuk membentuk rak-rak batu.

Londa sendiri berada di perbatasan antara daerah Makale dan Rantepao, Toraja Utara. Lokasi Londa sendiri tak jauh dari lokasi pemakaman Lemo dan diperkirakan dikembangkan oleh kelompok sosial yang sama di masa lalu.

Itulah beberapa pemakaman khusus dari masyarakat Toraja yang bisa Anda sambangi . tak afdol rasanya menjalankan perjalanan wisata Toraja tanpa menyempatkan diri mengunjungi pemakaman-pemakaman unik ini. 

Karena salah satu daya pikat yang paling kuat dari wisata Toraja adalah tradisi unik mereka dalam memperlakukan leluhur dan kerabat mereka yang sudah berpulang. Termasuk pemakaman mereka dan upacara-upacara yang terkait dengan perlakukan terhadap jenazah.

Leave a Reply